Kamis, 15 April 2010

Syahadat Cinta

"Maukah engkau menciumku?"
"Masyaallah, kenapa?"
"Sebab ciuman adalah bukti keberadaan cinta. Kau terpikat kepadaku karena wajah ini, maka dia
meminta bibirmu untuk mencium. Jika hati yang membawa cintamu kepadaku, maka engkau pun harus mencium hatiku. Pilih mana?"


Itulah petikan percakapan antara iqbal-tokoh utama dalam novel ini-dan Zaenab-gadis yang merupakan perwujudan dari sifat jamaliah dan ilahi.Sebagai pemuda metropolis, Iqbal berjuang mengakhiri masa lalunya yang kelam, dan secercah cahaya ilahi masuk melalui relung-relung hatinya dan membawanya masuk ke alam pesantren. Tetapi ternyata, perjalanan ini memunculkan amuk pergolakan di dalam hatinya. Baru saja ia mulai belajar berwudlu, membaca al-Qur'an dan bersembahyang, tetapi ia terpelanting ke lembah perdebatan, yang pada lahirnya memang sahabat-sahabat santri , tetapi pada hakikatnya adalah antara Iqbal dengan dirinya sendiri. Baginya, hatilah yang perlu mendapatkan cahaya Islam, menerangi jiwa. Iqbal berusaha memasuki Islam melalui jalur hati ini, dan ternyata jalur ini membawa serta benih-benih cinta kepada Zaenab, santriwati. Tetapi, ada dua gadis lain yang sedang menunggu cintanya : Priscillia, seorang gadis dari keluarga Kristen yang taat dan mendapatkan berbagai kekerasan dari keluarga dan sahabat-sahabatnya karena memilih memasuki hidayah Islam; sedang gadis yang satu lagi adalah siswi sebuah SMA yang dipaksa menikah dengan orang yang tidak dicintainya, bahkan tidak dikenalnya. Iqbal justru banyak belajar keagungan Islam dari sebuah keluarga pengemis yang menampungnya ketika ia lari dari pesantren karena perseteruan paham-paham religius yang sangat tajam.

Novel spiritual ini menjadi kesaksian (syahadat) pengembaraan religius seorang anak metro dalam tempias wajah Ilayiah yang sarat gesekan paham spiritual dan petarungan ragam tradisi.

Trilogi "mafrikat cinta" ini terdiri dari Syahadat cinta, Musafir cinta dan Makrifat cinta. Tiga novel religius pembangun iman ini dapat Anda baca secara terpisah tanpa kehilangan kekuatan cerita dan maknanya, sekaligus bisa sebagai kesatuan utuh yang sangat detil dan mendalam. Trilogi ini mengusung semangat pencarian kebenaran Islam yang kaffah, dengan basis laku syari'at, Tarekat dan Mafrikat: impian terbesar para abdullah untuk berjumpa dengan wajah sang Kekasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar