Selasa, 20 April 2010

MEtode PembelaJARAn “ MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN ”

1.METODE CERAMAH

Metode ceramah adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.

Metode ceramah ini dapat diklasifikasikan sebagai metode tradisional atau konvensional. Dalam metode ceramah, guru menerangkan dan murid mendengarkan informasi yang disampaikan oleh sang guru. Selesai, habis perkara. Namun demikian, metode ceramah yang lebih bagus dapat menggunakan alat peraga untuk menjelaskan, berupa gambar atau grafik yang digunakan untuk lebih memperjelas informasi.

Dalam pengajaran yang menggunakan metode ceramah terdapat unsur paksaan. Dalam hal ini siswa hanya diharuskan melihat dan mendengar serta mencatat tanpa komentar informasi penting dari guru yang selalu dianggap benar itu. Padahal dalam diri siswa terdapat mekanisme psikologis yang memungkinkannya untuk menolak disamping menerima informasi dari guru. Inilah yang disebut kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan diri.

Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :

1.

Membuat siswa pasif
2.

Mengandung unsur paksaan kepada siswa
3.

Mengandung daya kritis siswa
4.

Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
5.

Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
6.

Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
7.

Bila terlalu lama membosankan

Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :
a. Guru mudah menguasai kelas.
b. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
d. Mudah dilaksanakan

Eka Gunawan( dalam web http://nilaeka.blogspot.com)

2. METODE TANYA JAWAB

Metode pembelajaran tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan mengahasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi tersebut. Metode tanya jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik.

Metode tanya jawab dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. Dengan mengajukan pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik dalam mengembangkan daya pikir. Kemampuan berpikir siswa dan keruntutan dalam mengemukakan pokok – pokok pikirannya dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan. Metode ini dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut pada berbagai sumber belajar. Metode ini akan lebih efektif dalam mencapai tujuan apabila sebelum proses pembelajaran siswa ditugasi membaca materi yang akan dibahas.

Dalam metode tanya jawab, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa menjawabnya, atau sebaliknya siswa bertanya guru menjelaskan. Dalam proses tanya jawab, terjadilah interaksi dua arah. Guru yang demokratis tidak akan menjawabnya sendiri, tetapi akan melemparkan pertanyaan dari siswa kepada siswa atau kelompok lainnya tanpa merasa khawatir dinilai tidak dapat menjawab pertanyaan itu. Dengan dengan metode tanya jawab tidak hanya terjadi interaksi dua arah tetapi juga banyak arah

Metode Tanya jawab memiliki kelebihan dan kelemahan yakni Metode ini dapat digunakan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan luas kepada peserta didik, namun dalam situasi tertentu sulit untuk digunakan dalam kelas yang terlalu besar.

Wijaya Kusumah( dalam web http://public.compasiana)

1.

METODE DISKUSI

Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah.

Jika metoda ini dikelola dengan baik, antusiasme siswa untuk terlibat dalam forum ini sangat tinggi. Tata caranya adalah sebagai berikut: harus ada pimpinan diskusi, topik yang menjadi bahan diskusi harus jelas dan menarik, peserta diskusi dapat menerima dan memberi, dan suasana diskusi tanpa tekanan

Wijaya Kusumah (dalam web http://public.compasiana)

Diskusi sebagai metode pembelajaran lebih cocok dan diperlukan apabila guru hendak:

1.

Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa.
2.

Memberi kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan kemampuannya.
3.

Mendapatkan balikan dari siswa apakah tujuan telah tercapai.
4.

Membantu siswa belajar berpikir secara kritis.

Adapun kegiatan guru dalam pelaksanaan metode diskusi antara lain:

1.
1.

Guru menetapkan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan atau guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan.
2.

Guru menjelaskan tujuan diskusi.
3.

Guru memberikan ceramah dengan diselingi tanya jawab mengenai materi pelajaran yang didiskusikan.
4.

Guru mengatur giliran pembicara agar tidak semua siswa serentak.

Kegiatan siswa dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut:

1.
1.
1.

Menelaah topik/pokok masalah yang diajukan oleh guru atau mengusahakan suatu problem dan topik kepada kelas.
2.

Ikut aktif memikirkan sendiri atau mencatat data dari buku-buku sumber atau sumber pengetahuan lainnya, agar dapat mengemukakan jawaban pemecahan problem yang diajukan.
3.

Mengemukakan pendapat baik pemikiran sendiri maupun yang diperoleh setelah membicarakan bersama-sama teman sebangku atau sekelompok.
4.

Mendengar tanggapan reaksi atau tanggapan kelompok lainnya terhadap pendapat yang baru dikemukakan.

Adapun kelebihan metode diskusi sebagai berikut:

1.

Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat.
2.

Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber data.
3.

Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem bersama-sama.
4.

Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru.
5.

Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau menentang pendapat teman-temannya.

Kelemahan metode diskusi sebagai berikut:

1.

Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.
2.

Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu.
3.

Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi.
4.

Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan terbuang karena menunggu siswa mengemukakan pendapat.

Kiranawati(Dalam web http://gurupkn.wordpress.com)

4. METODE DEMONSTRASI

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling pokok adalah papan tulis dan white board, mengingat fungsinya yang multi proses. Dengan menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat menggambarkan objek, membuat skema, membuat hitungan matematika, dan lain – lain peragaan konsep serta fakta yang memungkinkan.

Pada metode demonstrasi diperlihatkan suatu proses kejadian atau cara kerja suatu alat kepada siswa. Peragaan suatu proses dapat dilakukan oleh gu-ru sendiri, dibantu beberapa siswa, atau dilakukan oleh sekelompok siswa. Pada pelaksanaannya metode ini tidak hanya memperlihatkan sesuatu sekedar untuk dilihat, tetapi banyak dipergunakan untuk mengembangkan suatu pengertian, mengemukakan suatu masalah, memperlihatkan penggunaan suatu prinsip, menguji kebenaran suatu hukum yang diperoleh secara teoretis dan untuk memperkuat suatu pengertian. Metode ini dapat membuat pelajaran menjadi lebih jelas dan konkrit, sehingga diharapkan dapat difahami secara lebih mendalam dan bertahan lama dalam pikiran siswa.

Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum metode ini dilakukan di antaranya: materi yang didemonstrasikan harus diujicoba terlebih dahulu, tujuan yang ingin dicapai harus ditetapkan dengan jelas serta demonstrasi yang dilakukan harus dapat dilihat dengan jelas oleh semua siswa.

Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut

1.
1.

Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda
2.

Memudahkan berbagai jenis penjelasan .

Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :

1.

Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.
2.

Tidaksemuabendadapatdidemonstrasikan
3.

Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan

Eka Gunawan (dalam web http://nilaeka.blogspot.com)

5. METODE KARYA WISATA

Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.

Lingkungan dan masyarakatnya dapat digunakan untuk area belajar siswa, jadi siswa tidak hanya belajar di dalam kelas. Melaksanakan karyawisata adalah suatu cara untuk memperluas pengalaman siswa, berupa kunjungan yang direncanakan ke suatu objek untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memperoleh informasi yang diperlukan.

Suatu karyawisata akan berhasil mencapai tujuan yang diharapkan apabila guru mempersiapkan sebaik-baiknya. Untuk itu guru perlu mengetahui apa yang akan dilihat siswa dan informasi apa yang akan didapat. Jika memungkinkan guru sebaiknya mengadakan survey awal ke objek karyawisata yang akan dikunjungi, untuk mendapatkan informasi seperlunya mengenai hal-hal yang dapat dimanfaatkan siswa untuk dipelajari. Setelah itu guru mengadakan perencanaan pengaturan waktu, jumlah siswa yang akan diikutsertakan, peralatan yang diperlukan, serta bentuk tugas yang diberikan ketika siswa melaksanakan karyawisata. Bentuk tugas tersebut dapat diperuntukkan bagi individual ataupun kelompok.

Hasil dari pelaksanaan karyawisata selain dilaporkan dalam bentuk karya tulis, sebaiknya dibahas dalam diskusi kelas sehingga menghasilkan suatu persepsi yang benar dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Persepsi tersebut terutama merupakan materi penunjang yang dapat memperluas wa-wasan siswa terkait dengan konten dalam materi pembelajaran

Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :

1.
1.

Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
2.

Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
3.

Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.

Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :

1.

Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
2.

Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
3.

Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
4.

Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan.
5.

Biayanya cukup mahal.
6.

Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.

Eka Gunawan( dalam web http://nilaeka.blogspot.com)

6.METODE PENUGASAN

Metode penugasan adalah metode dimana guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, meransang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi dalam metode ini sulit mengawasi mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri

Pembelajaran menggunakan metode penugasan berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar secara mandiri. Belajar mandiri ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. Selain ke-mandirian, metode ini juga merangsang siswa untuk belajar lebih banyak dari berbagai sumber, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, serta membi-na kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi.

Pemberian tugas yang dilakukan guru harus terdeskripsikan dengan jelas dan terevaluasi dengan benar. Setelah tugas dievaluasi, guru dituntut untuk memberikan timbal balik yang dapat memperbaiki pemahaman ataupun cara penyelesaian masalah yang dimiliki siswa. Apabila tugas harus diselesaikan secara berkelompok, sebaiknya guru juga mendeskripsikan tugas untuk anggota kelompok agar terhindar adanya siswa yang tidak turut ambil bagian dalam pelaksanaan tugas kelompok.

Dengan metode pemberian tugas, sumber belajar bagi siswa tidak hanya berasal dari guru. Selain itu sumber belajar, khususnya berupa buku pegangan seharusnya dioptimalkan penggunaannya oleh siswa untuk belajar mandiri melalui tugas belajar yang dikontrol oleh guru.

Agar pemberian tugas dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran, maka:

1.

Tugas harus bisa dikerjakan oleh siswa atau kelompok siswa
2.

Hasil dari kegiatan ini dapat ditindaklanjuti dengan presentasi oleh siswa dari satu kelompok dan ditanggapi oleh siswa dari kelompok yang lain atau oleh guru yang bersangkutan
3.

Di akhir kegiatan ada kesimpulan yang didapat.

Roestiah( dalam web http://smacepiring.wordpress.com)

7. METODE EKSPERIMEN LAB

Mempelajari IPA kurang dapat berhasil bila tidak ditunjang dengan kegiatan percobaan di laboratorium. Laboratorium IPA tidak hanya sebatas ruangan khusus yang dibatasi dinding, tetapi dapat lebih luas mencakup laboratorium terbuka berupa alam semesta. Dalam proses pembelajaran dengan me-tode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami atau melakukan percoba-an sendiri baik secara individual maupun kelompok kecil.

Ada dua istilah berbeda yang sering digunakan berkaitan dengan metode eksperimen ini, yaitu praktikum (practical work) dan eksperimen. Praktikum lebih cenderung untuk membangun keterampilan menggunakan alat-alat IPA atau mempraktikkan suatu teknik/prosedur tertentu. Sedangkan eksperi-men bertujuan untuk mengetahui/menyelidiki sesuatu yang baru menggunakan alat-alat sains tertentu. Baik praktikum maupun eksperimen memegang peranan yang penting dalam pendidikan sains, karena dapat memberikan latihan metode dan sikap ilmiah bagi siswa.

Dalam menyusun petunjuk praktikum/eksperimen, guru harus dapat menyajikan lembar kerja siswa (LKS) yang mengajak siswa berpikir dalam me-laksanakan tugas prakteknya. Perlu dihindarkan LKS yang berbentuk cookbook, yang petunjuknya begitu lengkap sehingga siswa hanya bekerja seperti mesin dan tidak ada peluang untuk melatih kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak yang ilmiah dan

Kelebihan metode percobaan sebagai berikut :

1.
1.

Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau

kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.

1.
1.

Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
2.

Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan- terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.

Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :

1.
1.

Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan ekperimen.
2.

Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
3.

Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi

Eka Gunawan( dalam web http://nilaeka.blogspot.com)

1.

METODE BERMAIN PERAN

Pembelajaran dengan metode bermain peran adalah pembelajaran dengan cara seolah – olah berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Dalam metode ini siswa berkesempatanm terlibat secara aktif sehingga akan lebih memahami konsep dan lebih lama mengingat, tetapi memerlukan waktu lama, metode lebih menekankan pada pelaksanaan kegiatan, sedangkan pendekatan ditekankan pada perencanaannya. Ada lima hal yang perlu diperhatikan guru dalam memilih suatu metode mengajar yaitu: :

*

Kemampuan guru dalam menggunakan metode
*

Tujuan pengajaran yang akan dicapai
*

Bahan pengajaran yang perlu dipelajari siswa.
*

Perbedaan individual dalam memanfaatkan inderanya.
*

Sarana dan prasarana yang ada di sekolah.

Roestiah( dalam web http://smacepiring.wordpress.com)

Model pembelajaran bermain peran dalam pembelajaran apresiasi drama merupakan salah satu masalah yang perlu menjadi perhatian para pendidik karena guru yang kreatif akan selalu mencari model pembelajaran yang baru dalam proses pemecahan masalah pembelajaran. Selama ini, khususnya kemampuan siswa dalam apresiasi drama sangat rendah sehingga menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran. Faktor penyebabnya antara lain (a) belum dimanfaatkannya bahan pengajaran drama secara maksimal, (b) aspek afektif siswa yang cenderung diabaikan dalam pembelajaran apresiasi drama, (c) pembelajaran apresiasi drama lebih mementingkan hasil sebagai produk daripada proses, (d) peserta didik selalu merasa bosan dan jenuh dalam belajar apresiasi drama, dan (e) terbatasnya pemahaman guru bahasa dan sastra Indonesia dalam apresiasi drama. Masalah-masalah itu perlu dicarikan solusinya, dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar yang lebih aktif, kreatif, demokratis, kolaboratif dan konstruktif

Nurasia(dalam web http://ind.sps.upi.edu/?p=175)

9. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF(CooperativeLearning)

Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok -kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain. Jadi Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri:

1.

Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif
2.

kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah
3.

jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula,
4.

penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.

Slavin (dalam web http:// ipotes.wordpress.com)

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting. Menurut Depdiknas tujuan pertama pembelajaran kooperatif, yaitu meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi nara sumber bagi siswa yang kurang mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Sedangkan tujuan yang kedua, pembelajaran kooperatif memberi peluang agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial. Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.

Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif untuk siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Cooper mengungkapkan keuntungan dari metode pembelajaran kooperatif, antara lain:

1.
1.

Siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran
2.

Siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi,
3.

Meningkatkan ingatan siswa
4.

Meningkatkan kepuasan siswa terhadap materi pembelajaran.

Model Pembelajaran STAD(Student Team Achievement Division)

Model pembelajaran STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual dan rekognisi tim. Presentasi kelas dalam model pembelajaran STAD dapat dilaksanakan dimana materi diperkenalkan melalui pembelajaran langsung atau diskusi dengan presentasi audiovisual. Dalam hal ini, peserta didik harus benar – benar memberi perhatian penuh selama kegiatan presentasi berlangsung. Tim dalam model pembelajaran STAD adalah kelompok – kelompok peserta didik yang terdiri dari 4-5 orang yang mewakili kinerja akademik, jenis kelamin, etnis dan sebagainya. Fungsi tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar -benar belajar dan mempersiapkan setiap anggotanya untuk dapat mengerjakan kuis dengan baik. Kuis dalam model pembelajaran STAD dapat dilaksanakan setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi. Kuis dilaksanakan secara individual dan peserta didik tidak boleh saling membantu dalam mengerjakannya. Dalam mengerjakan kuis, setiap peserta didik bertanggung jawab secara individu untuk memahami materinya. Skor kemajuan individual merupakan gagasan untuk memberikan kesempatan peserta didik bekerja lebih giat dan memberikan kontribusi maksimal terhadap kinerja tim. Setiap peserta didik memiliki skor “awal” yang diperoleh dari rata – rata kinerja peserta didik sebelum mengerjakan kuis. Selanjutnya peserta didik akan mengumpulkan skor untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis dibandingkan dengan skor awal mereka. Rekognisi tim merupakan penghargaan terhadap kinerja tim. Tim akan memperoleh penghargaan apabila skor rata – rata mencapai criteria tertentu yang telah disepakati bersama

Berdasarkan uraian diatas, langkah – langkah model pembelajaran STAD yang dapat dilakukan meliputi ;

1.

Peserta didik membentuk kelompok-kelompok kecil yang beranggota 4-5 orang secara heterogen menurut prestasi, jenis kelamin, etnis dan sebagainya.
2.

Guru menyajikan pembelajaran dengan terlebih dahulu memilih materi pokok yang akan dipelajari
3.

Guru membagi tugas kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota kelompok yang telah paham, menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota kelompok mengerti.
4.

Guru memberikan kuis atau pertanyaan dan saat menjawab kuis, tidak boleh saling membantu
5.

Memberi evaluasi
6.

Penutup

Model Pembelajaran TGT ( Team – Game – Tournament )

Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktifitas seluruh peserta didik tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peserta didik sebagai tutor sebaya, mengandung unsure permainan dan reinforcement. Aktifitas belajar dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar

Ada lima komponen dalam model pembelajaran TGT, yaitu Penyajian kelas.Pada awal pembelajaran, guru menyajikan materi dalam penyajian kelas yang dilakukan melalui pembelajaran langsung atau diskusi kelas. Pada saat ini, peserta didik harus benar – benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan, karena akan membantu peserta didik berkerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.

Kelompok (Team). Kelompok biasanya terdiri dari 4-5 orang yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, ras atau etnis. Fungsi kelompok adalah untuk mendalami materi bersama teman sekelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar berkerja dengan baik dan optimal pada saat game.

Game. Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game dirancang dengan membuat pertanyaan- pertanyaan bernomor. Peserta didik memilih kartu bernomor dan menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor tersebut. Peserta didik yang menjawab benar pertanyaan akan memperoleh skor. Skor ini akan dikumpulkan untuk turnamen mingguan.

Turnamen. Biasanya turnamen dilaksanakan pada akhir minggu atau akhir setiap materi pokok setelah guru melakukan prsentasin kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama, guru membagi peserta didik ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga peserta didik dengan prestasi tertinggi dikelompokkan dalam meja 1, tiga peserta didik selanjutnya pada meja 2 dan seterusnya. Setelah beberapa kali turnamen, peserta didik dapat digeser sesuai dengan tingkat pencapaian skor yang diperolehnya.

Penghargaan Kelompok. Guru mengumumkan pemenang pada turnamen, dimana setiap kelompok memperoleh penghargaan apabila memperoleh criteria tertentu. Pengelompokan dapat dilakukan dengan pemberian penghargaan sebagai “ Super Team “ jika rata-rata skor 45 atau lebih, “ Great Team “ jika rata-rata skor 40–45 dan “ Good Team “ jika rata–rata skor 30– 40.

Kesetaraan Antara Model Pembelajaran STAD dan TGT.

Berdasarkan uraian tentang model pembelajaran STAD dan TGT diatas, model pembelajaran STAD setara dengan model pembelajaran TGT. Hal-hal yang menunjukkan adanya kesetaraan model pembelajaran STAD dengan TGT antara lain sebagai berikut :

1.

Memberikan motivasi peserta didik untuk meningkatkan kemampuannya. Hal ini diwujudkan adanya skor kemajuan individual.
2.

Pengelompokan peserta didik dalam kegiatan pembelajarannya dilaksanakan secara heterogen, tanpa memandang adanya perbedaan prestasi akademis, jenis kelamin, etnis dan sebagainya.
3.

Kegiatan dilaksanakan untuk meningkatkan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran.
4.

Terdapat kerjasama dalam kelompok untuk memastikan kesiapan masing – masing anggota kelompok dalam kegiatan selanjutnya
5.

Terdapat tanggung jawab individual yaitu pada saat kuis pada STAD dan saat game pada TGT
6.

Terdapat kompetisi yang sehat dan tujuan kelompok yang akan dicapai
7.

Memberi kesempatan sukses yang sama untuk semua peserta didik, karena setiap peserta didik akan saling membantu kesiapan anggota kelompoknya untuk berkompetisi sehingga masing – masing anggota memperoleh hasil yang baik.

Ach Fao Zie (dalam web http://pasca.uns.ac.id/?p=80)

DAFTAR PUSTAKA

Ach Fao Zie. Kesetaraa model pembelajaran antara model pembelajaran STAD dan TGT. http://pasca.uns.ac.id. Pada tanggal 26 september jam 20.00 wib

Eka Gunawan. Macam-macam metode pembelajaran. http://nilaeka.blogspot.com. Pada tanggal 11 september jam 11.00 wib.

Kiranawati. Metode diskusi. http://gurupkn.wordpress.com. Pada tanggal 27 september jam 20.00 wib

Muhibbin. Macam-macam metode pembelajaran. http:// one indoskripsi.com. Pada tanggal 11 september jam 11.00 wib.

Nurasia. Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran (Role Playing) Untuk Meningkatkan Kemampuan Apresiasi Drama. http://ind.sps.upi.edu/?p=175. Pada tanggal 27 september jam 20.00 wib

Roestiyah. Pendekatan dan metode pembelajaran. http://smacepiring.wordpress.com. Pada tanggal 11 september jam 11.00 wib.

Slavin. Metode pembelajaran kooperatuf. http://ipotes.wordpress.com. Pada tanggal 11 september jam 11.00 wib.

Wijaya Kusumah. Macam-macam metode pembelajaran. http://public. Compasiana.com. Pada tanggal 11 september jam 11.00 wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar