Selasa, 11 Mei 2010

Subulussalam

SUBULUSSALAM - Penyakit ulkus (borok bernanah) yang menyerang belasan warga Kota Baharu, Kabupaten Aceh Singkil, dilaporkan juga menjangkiti penduduk di Kecamatan Longkib, Kota Subulussalam. Sementara itu dokter spesialis kulit yang diharapkan datang mengobati pasien ulkus yang menyerang belasan warga Kota Baharu, hingga sepuluh hari pasien dirawat di ruang khusus RSUD Aceh Singkil, hingga Senin (10/5) belum tiba.

Dari Subulussalam dilaporkan, meski belum ada data resmi namun pihak dinas kesehatan setempat memastikan kalau penyakit ulkus juga menyerang warga di sana. Seperti yang disampaikan Kadis Kesehatan Kota Subulussalam, Zulkarnaen SKM MKes kepada Serambi Senin (10/5) kemarin. Bahkan untuk penanganan penyakit tersebut, menurut Zulkarnain pihaknya telah mengajukan dana pada APBK tahun 2010. “Namun anggaran dinas kesehatan tahun ini justru semakin kecil, anggaran kami banyak dipangkas,” kata Zulkarnain yang didampingi Kasie Wabah Bencana, Budi Aryanto.

Lebih jauh Zulkarnain menjelaskan, penyakit borok yang menjangkit warga Kota Subulussalam ini diketahui ketika sejumlah penderita mengajukan proposal bantuan untuk biaya berobat. Pihak kesehatan Kota Subulussalam, kata Zulkarnain, telah menangani beberapa pasien melalui Jamkesmas. Namun, para penderita kebanyakan tidak menuntaskan pengobatan di rumah sakit dengan alasan tidak ada biaya bagi keluarga yang mendampingi. Karena itulah, dinas kesehatan Subulussalam pada anggaran tahun ini mengajukan program tersebut.”Tujuannya agar biaya pengobatan pasien ditanggung Jamkesmas, sedangkan Pemkab membantu biaya para pendamping selama pengobatan berlangsung, tapi mau bagaimana, dana dinkes justru banyak dipangkas,” keluh Zulkarnain.

Zulkarnain menambahkan, bahwa untuk penanganan penderita ulkus tidak bisa dilakukan dengan cepat. Karena proses penyembuhannya membutuhkan waktu berbulan-bulan. Tak hanya itu, pascaperawatan di rumah sakit juga ada penanganan lain yakni kunjungan dokter terhadap pasien untuk memastikan penggunaan obat dan perawatannya. Kecuali itu, Zulkarnain juga menjelaskan perlunya mencari akar masalah atau penyebab dari wabah tersebut.

Sementara kasie Wabah Bencana Dinas Kesehatan, Bodi Aryanto didampingi Maimun, mengatakan bahwa penyakit borok tersebut melanda masyarakat di aliaran sungai. Diakui adanya pasien yang telah meninggal dunia akibat penyakit tersebut. Namun, penyebab kematian diduga lebih kepada masalah tekanan lingkungan. Dikatakan, penyakit borok tersebut dianggap masyarakat sebagai kusta, sehingga para penderita ada yang diasingkan oleh masyarakat. Karenanya, penanganan kejiwaan bagi para penderita juga dianggap sangat penting.

Warga Longkib yang terkena penyakit mirip dialami warga Kota Baharu, cukup banyak, bahkan ada yang sudah meninggal. Umumnya penyakit kulit mematikan itu menyerang warga yang tinggal di pinggir sungai. Beberapa warga yang diduga terkena penyakit borok bernanah di Kecamatan Longkip, masing-masing Roni Syahputra (3) dan Dwi Triyani (3) warga Desa Bukit Alim. Kemudian, Ipan (9) dan Lumayan (11) keduanya warga Panji, Kecamatan Longkib.

Tak datang
Sebelumnya tim dokter Dinas Kesehatan Aceh disebutkan akan datang menyelidiki kasus penyakit ulkus yang menyerang sejumlah warga di Kota Baharu (Serambi 6/5). Akan tetapi, hingga Senin kemarin belum juga datang. Sedang yang datang baru tim survei, yang berkerja mensurvai penyebaran penyakit. Padahal pasien sangat mengharapkan kedatangan dokter specialis kulit.

“Tim dokter yang akan didatangkan dari Banda Aceh belum datang, yang datang baru tim survei bekerja mensurvei penyakit penyebaran dan lapangan bukan dokter ahli yang bekerja melayani, mengobati dan merawat pasien, “ kata Direktur RSUD Aceh Singkil, drg Nasrul.

Hal itu dibenarkan Suka (18) seorang pasien ulkus yang dirawat diruang khusus RSUD Aceh Singkil. Menurutnya dokter yang menangani masih dari petugas medis setempat. Ditanya soal perkembangan kesehatannya, Suka mengaku masih belum banyak mengalami perubahan, memang rasa gatal dan nanah sudah hilang, tapi selama 10 hari dirawat tangannya yang terkena ulkus belum menunjukan tanda-tanda kesembuh.

Saprudin anggota DPRK Aceh Singkil dari Komisi C yang membidangi kesehatan, mengatakan ia telah menanyakan kepada Kepala Dians Kesehatan setempat terkait belum datangnya dokter specialis kulit. Menurut Saprudin, dokter specialis kulit yang akan didatangkan ke Aceh Singkil dari Banda Aceh sedang berada di Jakarta bersama Kepala Dinas Kesehatan Aceh Singkil, Sulaiman Malau. Saprudin mendesak Pemkab Aceh Singkil segera melakukan tidakan jangan sampai warga yang terkena wabah borok kulit tidak sembuh.

Penjelasan tentang penyakit borok

Penyakit Gudig (cekrekan) dan kudis memang sangat merepotkan. Gudig biasanya ditandai dengan timbulnya banyak koreng di seluruh anggota badan. Penyakit ini gampang menyerang siapapun. Apalagi kalau kita kurang menjaga kebersihan. Penyakit ini sering menjangkiti anak-anak santri di pondok-pondok pesantren maupun anak kost-kostan. Tapi tidak sedikit pula di luar komunitas tersebut.

Biasanya untuk mengobati penyakit Gudig dan kudis ini orang melakukan mandi di air laut, atau di pemandian air panas yang mengandung kadar sulfur dan belerang. Masalahnya, kalau si penderita Gudig dan kudis masuk ke air laut atau air belerang tapi tidak merasakan perih-perih.

Ini pertanda penyakit Gudig maupun kudis sudah mengakar ke daging.

Kalau Gudig dan kudis sudah mengakar sampai ke daging,maka asinnya air laut tidak bisa banyak membantu menyembuhkan penyakit ini.

Alternatif lain yang tak kalah manjurnya di banding air laut ataupun air belerang,untuk mengobati Gudig dan kudis bisa menggunakan Kulit kayu pohon mahoni.

Caranya ambil segenggam kulit ari dari kayu pohon mahoni yang sudah mengelupas dari pohonnya. Bersihkan dari tanah dan kotoran yang melekat. Cuci dan keringkan.

Selanjutnya rebus dengan 3 liter air sampai mendidih.

Campurkan air dingin sampai terasa hangat-hangat kuku. Gunakan untuk mandi dan menggosok bagian tubuh yang Gudigkan .

Lakukan cara pengobatan ini minimal tiga kali sampai seminggu. Insya Allah penyakit gudig dan kudis yang membandel akan sembuh total.

Jika anda kesulitan mendapatkan kulit ari pohon Mahoni,

Nasehat :
Dimusim hujan di kota subulussalam,,, masyarakt hendaknya menjaga kebersihan lingkungan, dan lebih parahnya lagi penyakit yang datang nantinya bukan lagi borok melebih Muntaber, DBD, dan penyakit-penyakit yang berbahaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar