Minggu, 21 Maret 2010


1 Maret 2010, 14:12
Di Subulussalam
Suami Istri Hilang di Titik Longsor
Utama

Pengendara mendorong sepeda motor melewati timbunan longsor pada badan Jalan Nasional Aceh - Sumut di kawasan Desa Lae Ikan, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, akibat hujan lebat, Sabtu (20/3) sore. Akibatnya arus lalu lintas dari Aceh menuju Medan dan sebaliknya putus total. SERAMBI/KHALIDIN
SUBULUSSALAM - Hujan lebat yang mengguyur Kota Subulussalam dan sekitarnya, Sabtu (20/3) petang mengakibatkan terjadi longsor tebing di lima lokasi di kawasan Kedabuhen, Desa Lae Ikan, Kecamatan Penanggalan, berjarak sekitar 20 kilometer dari ibu kota Subulussalam. Dua warga Lae Ikan yang merupakan pasangan suami istri dilaporkan hilang di titik longsor.

Longsor di kawasan Subulussalam juga menimbun badan jalan nasional Aceh-Sumut melalui Kota Subulussalam. Sebatang pohon besar tumbang dan menimpa tiang PLN hingga patah. Tumbangan pohon juga memutuskan kabel listrik dalam rentangan sepuluh tiang. Akibatnya, arus listrik ke Kota Subulussalam padam total. Pihak PLN langsung turun ke lokasi untuk memperbaiki kerusakan namun hingga menjelang tengah malam lampu belum menyala. “Pohon itu tumbang saat hujan dan angin kencang sekitar jam lima sore,” kata Berutu (37), seorang warga setempat.

Pantauan Serambi, sedikitnya tiga titik longsor yang terparah. Material longsor menutupi semua badan jalan hingga ke berem. Tanah longsor di tempat itu diperkirakan mencapai panjang 50 meter dengan lebar sepuluh meter. Dua di antaranya terdapat di dekat Dusun Lae Oncim, Desa Lae Ikan sekitar 800 meter dari perbatasan Aceh-Sumut dan satu titik lainnya di kawasan Gajah Putih.

Di Dusun Lae Oncim, sekurangnya 50 meter badan jalan tertimbun tanah longsor dengan ketinggian hingga satu meter lebih. Longsor lainnya terjadi di kawasan Dusun Patetah namun tidak terlalu parah. Longsor tebing di pinggir jalan itu itu dikabarkan terjadi secara bertahap sejak Sabtu (20/3) pukul 18.00 WIB, saat hujan deras mengguyur wilayah Subulussalam dan sekitarnya. Longsor lainnya di sekitar tanjakan Kedabuhen namun hanya beberapa sentimeter di atas permukaan jalan.

Mengungsi dan hilang
Sementara di dekat Gajah Putih, Desa Lae Ikan, sebanyak sepuluh rumah penduduk terendam air bercampur lumpur yang meluber akibat pecahnya dinding MCK desa setempat. Di samping itu ada juga rumah yang rusak namun belum diketahui jumlahnya. “Ada sepuluh rumah warga yang terendam lumpur, sehingga mereka terpaksa mengungsi,” kata Kepala Desa Lae Ikan, Jhoni Bancin, ketika dihubungi Serambi, tadi malam.

Selain mengsungsi, Jhoni juga melaporkan dua orang warganya hilang saat sedang berada di kebun. Kedua warga tersebut adalah pasangan suami istri, yakni Pecci Manik (50) dan Bahtiah (45). Saat hujan lebat dan kejadian longsor, keduanya dikabarkan sedang berada di kebun. Upaya pencarian telah dilakukan warga setempat namun hingga pukul 22.30 WIB belum ditemukan. “Sudah kami cari sampai ke kebunnya yang ada hanya kain, songkok, dan cabai yang baru dipetik,” kata Jhoni Bancin.

Puluhan kendaraan dari Medan maupun sebaliknya sempat terperangkap di lokasi longsor. Namun, beberapa pengendara sepeda motor tampak nekat menerobos celah kecil badan jalan. Bahkan tak sedikit yang berlumuran lumpur saat melintas di antara longsor. Alat berat milik Pemko Subulussalam tiba di lokasi longsor pada pukul 21.00 WIB dan satu jam kemudian jalan bisa dibersihkan dan arus lalu lintas normal kembali.(kh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar