Senin, 30 Agustus 2010

Subulussalam Berpotensi Jadi Daerah Agroindustri


SUBULUSSALAM - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh, Ir Iskandar MSc menilai Kota Subulussalam sangat berpotensi menjadi kawasan agroindustri. Karena didukung oleh perkebunan kelapa sawit yang begitu luas di daerah tersebut. Pernyataan itu disampaikan pada acara pertemuan dengan Wakil Wali Kota dan kepala SKPD Kota Subulussalam dalam rangka singkronisasi program, Minggu (29/8) di Gedung Serbaguna Sekdakot Subulussalam

Menurut Iskandar, luasnya hamparan perkebunan kelapa sawit baik milik perusahaan swasta maupun masyarakat akan mendukung daerah ini menjadi kawasan agroindustri. Apalagi, Subulussalam juga sebagai daerah transit yang sangat berpeluang menjadi pusat perdagangan. Selain itu, Pemko Subulussalam juga telah merencanakan pembangunan pabrik minyak goreng (migor) yang diharapkan akan mampu memenuhi kebutuhan bagi masyarakat Aceh di wilayah Pantai Barat Selatan.”Jadi, peluang Subulussalam sangat besar karena selain sebagai daerah transit juga didukung oleh perkebunan kelapa sawit,” kata Iskandar.

Meskipun demikian, Iskandar mengatakan bahwa langkah yang paling penting adalah membangun sarana-sarana jalan baik nasional, provinsi maupun jalan-jalan kabupaten serta akses menuju pertanian. Ini, kata Iskandar merupakan kunci sehingga hasil pertanian dan perkebunan masyarakat dapat diangkut dengan mudah. Selain itu, kata lanjut Iskandar, pemerintah juga mesti memikirkan bagaimana menghubungkan antar kabupaten seperti Subulussalam dengan Aceh Tenggara atau Trangon dengan Aceh Barat Daya. Dengan demikian, terjadi akses antar kabupaten di Aceh baik pantai barat, tengah serta timur utara.

Lantaran itu, Iskandar mengatakan pihaknya akan bekerjasama secara baik dengan pemerintah kabupaten/kota guna menuntaskan pembangunan sarana jalan di daerah. Di Subulussalam sendiri, Iskandar menyinggung rencana pembangunan jalan Gelombang-Muara Situlen yang akan menghubungkan Kota Subulussalam dengan Kabupaten Aceh Tenggara.

Namun untuk mewujudkan sejumlah program pembangunan, Iskandar mengakui pentingnya singkronisasi antara provinsi dengan kabupaten/kota. Tujuannya, ujar Iskandar, agar tidak terjadi tumpang tindih atau duplikat program. Selama ini, lanjut dia, terjadi problem dibalik program seperti pembangunan sekolah, sering kali pemerintah hanya memikirkan bangunan tanpa pernah memperhitungkan tenaga pendidik yang akan mengajar di sekolah tersebut. Akibatnya, terjadi problem dibalik program pembangunan.

Kondisi tersebut diakui akibat tidak singkronnya perencanaan antara provinsi dengan kabupaten/kota. Selain itu juga disebabkan kurang optimalnya konstribusi (dukungan) kabupaten/kota pada provinsi maupun sebaliknya serta belum singkronnya rencana pembvangunan baik vertical (antar provinsi/kabupaten) maupun antar sector. Sebab itui, dalam kegiatan kemarin, selain sharing dengan kepala SKPD Kota Subulussalam, tim Bappeda turut melakukan peninjauan ke lapangan.

Sementara Wakil Wali Kota Subulussalam, Affan Alfian Bintang SE kepada wartawan mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah konsep guna mewujudkan daerah ini menjadi kawasan agroindustri. Salah satu program yang telah dilakukan adalah pembangunan pabrik minyak goreng. Affan yakin, keberadaan pabrik minyak goreng di Subulussalam akan mendorong peningkatan ekonomi masyarakat. Selain itu, masyarakat juga dapat membeli minyak goreng dengan harga terjangkau karena pabrik yang dikelola oleh swasta tersebut nantinya tidak terbebani ongkos dari medan.”Jadi, kita berharap nanti untuk produk minyak goreng Subulussalam dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Aceh Pantai barat Selatan,” tandas Affan.(kh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar